Generasi as-salafush shalih adalah generasi yang mengetahui betapa
berharganya bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Mereka melewati bulan
puasa dengan penuh keseriusan dan kesungguhan. Amal saleh
dilakukan dengan hanya mengharapkan ridho dan ganjaran dari Allah saja.
Abdul Aziz bin Abi Daud berkata: “Aku mendapati mereka
bersungguh-sungguh dalam beramal saleh. Ketika mereka telah
melakukannya, mereka pun ditimpa kekhawatiran, apakah amalan mereka
diterima atau tidak.”
Wow, betapa tinggi tingkat kehati-hatian mereka. Mereka sadar mereka
tetaplah manusia. Makhluk yang dekat dengan khilaf dan dosa. Selalu saja
ada lupa. Siapa pun kita, ada masa lengahnya. Ketika rohani dan jasad
berjalan tidak seimbang, di situlah berbagai kealpaan terjadi,
pengawasan terhadap nafsu menjadi lemah.
Bulan Ramadan hanya satu bulan lamanya. Kita diberikan kesempatan
untuk menuai pahala sebesar-besarnya dari awal hingga akhir. Jangan
sia-siakan kesempatan besar ini ya kawan. Jaga hari-hari ramadhan kita
dari hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa Ramadhan. Hal-hal apakah yang bisa mengurangi pahala Ramadhan, simak ulasan berikut.
7. Melihat Lawan Jenis Lalu Timbul Nafsu
Fungsi utama mata adalah sebagai penglihatan. Namun, sering kali kita
tidak sadar bahwa penglihatan tersebut telah membawa kita pada dosa,
terutama yang dilakukan di bulan Ramadan.
Kita sadar bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kita membutuhkan
manusia lain untuk hidup dengan cara berinteraksi atau berkomunikasi
dengan mereka, dan interaksi yang terjadi bukan hanya dengan sesama
jenis, melainkan juga dengan lawan jenis.
Namun demikian, bukan berarti kita lalu mengumbar pandangan kita.
Terlebih pada hal yang tidak halal dan bukan hak kita. Inget lho kawan
semua, ada yang Maha Melihat. Gak bisa ditipu-tipu. Allah swt.
berfirman, “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS Al Mu’min: 19).
6. Adu Mulut dalam Pertikaian
Setiap dari kita diciptakan berbeda-beda. Begitu pula dengan cara
berpikir dan berpendapat. Nah, ketika berdiskusi seperti itu rawan
dengan yang namanya debat. Diskusi diperbolehkan selama produktif dan
bermanfaat. Tapi kalau sampai debat kusir? Wah, jangan deh. Tidak ada
gunanya debat kusir. Karena yang namanya debat kusir fokusnya sudah
bukanlah output positif lagi. Lebih-lebih kalau tiap
pihak sudah mengklaim dirinya yang paling benar.
Abud Darda radhiyallahu’anhu berkata, “Engkau tidak
menjadi alim sehingga engkau belajar, dan engkau tidak disebut mengerti
ilmu sampai engkau mengamalkannya. Cukuplah dosamu bila kamu selalu
mendebat, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu menentang. Cukuplah
dustamu bila kamu selalu berbicara bukan dalam zikir tentang Allah.” – (Darimi: 299)
5. Mengucapkan Kata-kata dan Berbuat yang Tidak Membawa Manfaat
Di antara tanda baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan hal
yang sia-sia dan tidak bermanfaat, baik berupa perkataan dan perbuatan.
Kadang, ada kebiasaan unik yang muncul dalam keseharian sobat semua
hanya di bulan puasa. Nah, yang namanya kebiasaan itu perlu diarahkan oleh si pemilik kebiasaan.
Harusnya kita mengarahkan setiap kebiasaan kita untuk hal-hal yang
bermanfaat dan produktif. Tidur siang, bisa menjadi hal produktif jika
dilakukan selama 15-30 menit sebelum sholat zuhur. Namanya Qowillullah.
Tapi kalo tidur siang 3 jam, itu namanya hobi coy!
Mari kita perhatikan hadits Rasul berikut, “Seorang muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain.”
(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40). So daripada berbuat dan berkata
yang gak bermanfaat, mending dilakukan untuk yang manfaat aja deh. Ya,
misalnya dengan membaca artikel mantebsz.blogspot. hehe.
4. Mencuri
Pernah menemukan uang di jalan lalu kamu mengambilnya dan
mempergunakannya untuk kepentingan pribadimu? Meskipun hanya seribu,
maka sesungguhnya kamu telah mencuri. Kamu secara tidak sadar telah
mengambil hak yang bukan milikmu.
Di dalam Islam, kita telah diajarkan untuk menghargai hak orang lain
dan tidak merebutnya, apalagi mencurinya. Kembalikanlah kepada
pemiliknya, jika kamu tidak tahu, kembalikanlah uang tersebut kepada
Allah dengan cara memasukkannya ke kotak amal masjid.
Nah, mari kita perluas sedikit definisi ini. Kawan semua bisa jadi
tidak pernah mencuri uang orang lain, tapi bagaimana dengan mencuri
waktu mereka? Bagaimana dengan mencuri hak publik demi kepentingan
pribadi? Wahai sobat, mari kita introspeksi diri menjadi diri yang lebih
baik.
3. Memberi Kesaksian Palsu
Wah, bohong dalam keseharian aja gak boleh, apalagi berbohong dalam
memberikan kesaksian. Dalam keadaan terpaksa sekali pun, pantang bagi
seorang muslim untuk berbohong dengan memberikan kesaksian palsu.
Perbuatan ini akan mengakibatkan terampasnya hak orang lain.
Sobat 7twist, agama Islam sangat menjunjung tinggi keadilan. Setiap
hukum syariat dalam Islam, itu selalu diputus oleh hakim di persidangan.
Tidak bisa seseorang main hakim sendiri. Selain hakim, dalam
persidangan juga memerlukan saksi yang jujur. Dengan adanya hakim yang
adil dan saksi yang jujur, diharapkan keadilan bisa ditegakan.
Mantap! Rasulullah bersabda, “Dosa-dosa yang paling besar ialah syirik kepada Allah, menyakiti kedua orang tua dan kesaksian palsu.”
2. Menggunjing
“Mulutmu harimaumu.”
Ungkapan di atas ini benar adanya. Tajamnya perkataan seseorang lebih
tajam dari pedang sekali pun. Sering kali kita tidak sadar bahwa apa
yang telah kita bicarakan merupakan sebuah gunjingan. Terutama para
remaja atau “remaja wannabe” yang memiliki kebiasaan nongkrong. Apapun
bisa menjadi bahan pembicaraan, termasuk topik tentang teman sendiri.
Terlepas hal tersebut benar atau tidak, hal tersebut tetaplah tergolong
“menggunjing”. Gunjing fakta, namanya ghibah. Gunjing bohong, namanya
fitnah. Nah loh.
Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian apa yang dinamakan dengan ghibah?”
Para Sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Rasulullah bersabda, “Ghibah adalah kalian menyebut sesutu tentang saudara kalian, yang apabila ia mendengarnya ia sangat membencinya.”
Ada seorang bertanya, “Bagaimana jika yang dikatakan itu benar adanya?”
Beliau menjawab, “Jika engkau menceritakan apa yang ada padanya, itulah ghibah. Jika engkau menceritakan apa-apa yang tidak ada padanya, maka itu adalah buhtaan (fitnah).” (HR. Muslim).
1. Berdusta
Berdusta atau berbohong merupakan perbuatan yang sangat jelas sekali
akan mengurangi pahala puasa kita. Perbuatan yang sangat dibenci oleh
Allah swt.
Bohong adalah penyakit yang menghinggapi masyarakat di segala zaman.
Ia adalah penyebab utama bagi timbulnya segala macam bentuk kejelekan
dan kerendahan. Menimbulkan rasa saling membenci antara sesama teman.
Marilah bersama kita budayakan jujur. Jujur itu Hebat!
Sobat semua, mari jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momen perbaikan
diri. Bulan puasa ini menjadi istimewa jika selepas dari ini, kawan
semua menjadi pribadi yang lebih baik. Mari kita gunakan seluruh anggota
badan, dari ujung kepala sampai kaki, hanya untuk melakukan kebaikan.
Sukses semua yaa!
Baca juga --> Bahaya Tidur Setelah Sahur
Sumber : http://7twist.com/7-hal-yang-bisa-mengurangi-pahala-puasa-ramadan-kamu/
0 comments:
Post a Comment